Menu Tab

  • BERANDA
  • PUISI
  • MOTIVASI
  • INDOOR
  • OUTDOOR

Senin, 26 September 2016

TADABBUR PENDIDIKAN I

Menapak Jalan di Singapura dan Silaturahim Pendidikan

Siapa yang tidak tertarik dengan perjalanan murah ke luar negeri?
Perjalanan bersama grup ada suka dan ada tantangannya. Bersama grup bagi yang belum pernah melakukan perjalanan akan sangat membantu untuk tidak tersesat jalan. Bagi yang sudah terbiasa melakukan perjalanan, tantangannya adalah harus mampu mengikuti ritme grup dan belajar menyesuaikan diri.

Perjalanan saya kali ini, melintas tiga Negara di asia. Singapura, Thailand, dan Malaysia. Kami berkelompok bersama 22 orang; ada mahasiswa, pengurus organisasi, aktivis, dosen, dan guru. Kami cukup menyiapkan uang Rp. 2.350.000 untuk tiket pesawat, bus antar negara, dan penginapan. Dan Rp 350.000 untuk biaya tour. Selebihnya untuk makan dan transportasi dalam perjalanan tour dipegang masing-masing peserta. Mengapa demikian? Tentu saja agar peserta mengalami sendiri proses membeli tiket baik secara langsung maupun bertransaksi dengan mesin. Atau yang terpenting peserta berhak menentukan menu dan tempat yang mereka inginkan untuk makan.

Hmm, karena tahun ini diberi amanah sebagai humas di sebuah sekolah, maka saya menggunakan kesempatan kali ini untuk bersilaturahmi dengan beberapa pahlawan pendidikan di Negara tetangga. Entah, berbeda dengan 3 tahun lalu, saya masih bisa menikmati liburan dengan perasaan berlibur. Namun, setelah menulis beberapa karya saya jadi kurang nyaman jika hanya menikmati liburan. Syarat liburan saya harus dengan orientasi pendidikan, entah berbagi pengalaman atau menimba ilmu.

Setelah berdiskusi dengan tour leader, apakah saya bisa melakukan perjalanan yang berbeda dari kelompok saat jadwal tertentu? Misalnya, ketika agenda mengunjungi Merlion di Singapura saya tidak ikut, saya memilih mengunjungi sebuah sekolah untuk bersilaturahmi. Dan jawabannya adalah “tidak masalah”. Akhirnya, segera saya browsing dan mencari informasi tentang sekolah yang bisa saya kunjungi.


Tour leader yang kebetulan pernah mendapatkan beasiswa di NUS, putranya sekolah di madrasah Al-Irsyad Singapura. Dari beliau saya mendapatkan e-mail kepala sekolah dan browsing membuat saya mendapatkan informasi tentang aktivitas di sekolah tersebut. Saya juga menemukan e-mail admin melalui browsing. Surat saya emailkan dengan CC kepala madrasah. Begitu juga ketika saya ingin belajar dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Dengan cara yang sama saya mengirim email, tanggapan hangat dalam menjalin silaturahmi menjadi angin segar.
Perjalanan kami mulai pada tanggal 22 September dengan penerbangan JET STAR pukul 12.50 WIB. Kami saling berkenalan dan tidak ada masalah, segera akrab dan berbincang. Changi Airport pk. 16.10 waktu setempat, kami tiba dan melakukan check passport. Aman sampai pada orang ke 21, dan orang ke-22 terkena random check. Beberapa pertanyaan diberikan, kepentingan di Singapura, berapa lama tinggal, berapa uang yang dibawa, dan kesesuaian foto paspor dengan wajah asli. 
Hahaha … Aman …

Oh ya, jangan lupa mengambil peta yang tersedia secara gratis di bandara ya! Pasti akan sangat membantu kita saat berada di Singapura!

Tujuan pertama kami seharusnya langsung meluncur ke Marina Bay, niatnya agar esok hari bisa focus di National University of Singapore. Namun, interogasi yang cukup lama tidak memungkinkan kami ke Marina Bay. Akhirnya kami langsung menuju stasiun Bugis, tujuan kami adalah Sleepy Kiwi hostel backpacker yang terletak di Jl. 55 Bushorah Street, Bugis, Singapura.
Oh ya, di Singapura kita harus benar-benar memperhatikan jalur MRT. Ada jalur hijau dan jalur merah, kita bisa lihat urutan jalur ini di peta, papan informasi yang sangat mudah dilihat, dan tentu saja di dalam MRT itu sendiri. Jika kita keliru ambil jalur, maka kita bisa bingung dengan jalur MRT dan tidak akan sampai di tempat tujuan tentunya. Tapi jangan khawatir, turun di stasiun yang sudah terlanjur salah, lihat lagi informasi jalur baru kembali naik MRT yang benar.

Satu lagi, sebelum kita naik MRT kita bisa membeli kartu transportasi EZ-Link. Cukup beli dengan harga $12 kartu memiliki isi $7. Insha Alloh cukup digunakan selama 2 hari berada di Singapura, mungkin sekitar 10-12 kali pakai. Dan lebih baik kartu ini disimpan dalam dompet atau tempat yang aman, karena saat masuk lokasi MRT ini pasti digunakan dengan cepat. Di Singapura semua berjalan cepat, kalau kita lambat ya pastinya tertinggal. Meski ini kali kedua saya ke Singapura, namun masih harus mengingatkan diri sendiri. Saya sempat kehilangan grup karena lupa menaruh kartu Ez-Link dalam tas yang terlalu banyak kantongnya.

Tips:
Jika anda terpisah dari grup, jangan panik dulu. Buka peta, pastikan anda tahu alamat yang akan dituju, pelajari dengan seksama. Jika masih bingung, tenangkan diri, baca semua tanda-tanda di sekitar kita (jalan, rute, dan apa saja yang kira-kira bisa ditemukan di peta). Jika masih belum memahami, bertanyalah kepada orang di sekitar anda. Hmmm, tidak susah menemukan orang Indonesia di Singapura. Hahahaha…..

Okay, hostel backpacker yang kami tempati lumayan murah dengan sarapan pagi ala bule, buah-buahan yang teriris rapi, roti tawar (biasa dan gandum), serta 4 jenis selai yang sesuai selera; Keju, kacang, coklat, strawberry. Yap, Sleepy Kiwi Hostel backpacker sangat sederhana dan nyaman. Memilih hostel yang dekat dengan area muslim adalah hal yang menyamankan. Kita mudah mendapatkan makanan halal dan suasana damai. Menikmati malam di sekitar masjid Sultan sungguh  sangat menyenangkan. Toko souvenir, seven eleven, kedai-kedai makanan tersedia dengan lengkap. Melihat berbagai wajah yang berbeda, berkomunikasi, dan sekedar saling lempar senyum sebagai tanda sapa.


Subuh di Singapura pk 5.50 waktu setempat, masih gelap dengan udara segar. Berjamaah di masjid adalah pilihan indah, setelah berjamaah kami berdiskusi tentang budaya yang ada di Singapura. Pk 7.30 persiapan bersih diri, karena pk. 08.00 sarapan baru siap. Nah, perjalanan ilmiah akan dimulai. Rombongan persiapan menuju Marina Bay, saya bersiap diri menuju Braddle road dengan taxi untuk bersilaturahmi dengan para pejuang di madrasah Al-Irsyad. Sopir taxi sangat membantu dengan informasi sepanjang jalan, dan belia mengantarkan ke tujuan dengan pelayanan yang aman dan nyaman.

Ups, saya lupa saat menulis  surat kunjungan masih dengan persepsi jam di Indonesia. Mereka bilang sudah menunggu satu jam lalu, saya saya minta maaf dengan tulus dengan kesalahan ini. Gedung al-Irsyad terlelak bersebelahan dengan Departmen Agama Singapura. Mereka berjuang untuk tegak berdiri dalam menciptakan sebuah lembaga yang membantu muslim di Singapura. (Cerita ini tidak detail ya, karena akan menjadi topic saya di salahsatu majalah pendidikan).


Singkat cerita, lingkungan diciptakan sedemikian rupa untuk mengantarkan generasi muslim agar mampu menebarkan Islam sebagai agama damai dan rahmat seluruh alam. Dan semoga kami bisa segera merumuskan kerjasama bersama dengan mereka. Karena pembahasan ini masuk dalam agenda diskusi kami. Kepala sekolah dan asisten kepala sekolah mengantarkan kami ke pintu gerbang, bahkan mereka membayar taxi kami menuju Central Library National University of Singapore. Sesampainya di NUS, kami menunggu grup sambil menikmati luasnya kampus. Bus antar fakultas tersedia untuk umum, saking luasnya area di university ini. Pakaian para mahasiswa ini sangat bebas, sandal jepit, celana sangat pendek, dan banyak hal yang menarik perhatian. heheha …

Saat menunggu grup, aku meminta bantuan pada salahsatu mahasiswa untuk koneksi internet. Dan, mereka sangat ramah, membantu setting wifi dengan ID mereka, karena wifi memiliki secure. Dan wifi siap digunakan! Untuk orang asing seperti saya dan mendapatkan keramahan sedemikian, seperti minum es teh saat kehausan. Tour leader menjelaskan bagian-bagian dari kampus dan beberapa jenis kegiatan yang ada di sana. Seharusnya kami diterima secara resmi, namun dosen yang bertugas tiba-tiba harus ke Jogjakarta memberikan kuliah, maka kami hanya berkeliling saja.




Cukup dengan perjalanan ilmiah di dua lembaga pendidikan hari ini, sungguh dua sisi pandang yang menabrak pikiranku. Aku telah berkecimpung di dunia pendidikan selama belasan tahun dan masih ada selaksa pengetahuan yang harus aku jelajahi. Terutama bagaimana menjadi guru yang bisa diteladani. Allohu Akbar! Terpampang segala kekurangan diri dalam perjalanan kali ini, bertemu dengan pribadi-pribadi luar biasa selalu menghadirkan niat baru dalam evaluasi. Itulah mengapa saya suka menjelajah tempat baru.

Bersambung di perjalanan Johor Bahru – Kuala Lumpur – Thailand J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar