Menu Tab

  • BERANDA
  • PUISI
  • MOTIVASI
  • INDOOR
  • OUTDOOR

Selasa, 07 Oktober 2014

SEDANG

Almarhum Abahku pernah memberikan sebuah kalimat yang membuatku "marah" dan "tidak nyaman" saat itu. Ketika aku bercerita tentang suami sepupuku yang sangat cerdas, pandai mengaji, dan mampu menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan sangat baik, abah hanya mengungkapkan kalimat ini: "Kalau menyukai jangan berlebihan, kalau tidak menyukai juga jangan berlebihan, itu akan membuat kita mampu berpikir sehat".
Sejak saat itu aku cukup berhati-hati dalam menentukan suka dan tidak suka. 
Sama ketika kita menghadapi pemilihan kepala desa sampai pemilihan presiden. Berbagai versi berita telah disuguhkan kepada kita. Meski aku juga belum mampu berpikir sangat sehat, hingga aku mampu mencari "keburukan" calon yang tidak tepat "menurutku" saat itu. 
Bahkan, aku sepertinya sudah menjadi hamba yang kufur. Karena berani memprediksi kondisi bangsa ini di masa depan. Mengakses berita-berita yang hanya memihak calon yang kusetujui saja. Ketika mengetahui beberapa tokoh yang kukagumi juga bergabung dengan calon yang kusetujui, aku merasa senang. Meski, akhirnya aku juga tidak memilih saat PEMILU.
Menyaksikan kondisi wakil rakyatku saat ini, tidak jauh berbeda dengan tayangan infotainment yang syarat dengan drama; absurd, realis, sure realis, bahkan komedi. Bermunculan para aktor yang cukup sulit dideteksi peran mereka, apakah protagonis atau antagonis. 
Melihat "pertunjukan" saat ini, perebutan kursi, berbagi kekuasaan ... aku telah kehilangan rasa suka sekaligus rasa tidak suka pada para wakil rakyat. Hadirlah pertanyaan:
"Bagaimana peran mereka dalam alur kehidupanku?"
"Mengapa drama itu terjadi"
"Bukankah menjadi wakil rakyat itu amanah dunia-akherat. Mengapa mereka berebutan daftar ke "neraka"?
Pertanyaanku semakin panjang dan lebar ....
Pada kondisi ini, kalimat abah kembali mengingatkan aku. Aku tidak perlu kecewa dan tidak perlu berlebihan dalam bersikap. Berusaha menggunakan akal sehat. Duduk dan bertanya pada diri sendiri. "Apakah aku sudah amanah?"
Kalimat-kalimat bijak yang kudapatkan hari ini inspiratif:
"Jadilah muslim yang pastisipatif!", maka aku akan kembali belajar tentang profesionalisme guru dan menebar manfaat ilmu.
"Islam is Prepare Religion", maka aku akan melaksanakan tugas dan kewajiban dengan persiapan yang baik dan benar.
"Jadilah pribadi yang mampu menyikapi cuaca", kali ini aku butuh banyak belajar tentang "berdamai" dengan situasi dan kondisi :)
"Mendo'akan orang lain dan tidak iri, akan melipatgandakan do'a untuk kita, harus segera list do'a sebanyak-banyak untuk orang lain
"Di atas langit masih ada langit", kemampuan dan "kesuksesan" saat ini harus menjadikan diri semakin cinta ilmu, bukan kesombongan.
"Bangga karena mampu melaksanakan kewajiban, itu BIASA", maka harus mencari KEISTIMEWAAN dengan ibadah sunnah.
Hmmmmm .... Ini dulu deh yang dicatat.
Iki ae jek belajar! Mugo-mogo iso ngelakoni sing apik lan bener.
Amin....