Menu Tab

  • BERANDA
  • PUISI
  • MOTIVASI
  • INDOOR
  • OUTDOOR

Minggu, 30 Agustus 2015

TRILOGI PERISTIWA! KISAH BAHAGIA, TUGU PAHLAWAN, DAN SURAT CINTA DARI NEGERI LORD VOLDEMORT

Terima Kasih Guru

Assalamualaikum. Ustz....saya terharu sekali dan ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ustadz dan ustadzah SAIM semua yang pernah membimbing anak-anak langsung atau tidak langsung. Anak saya di sekolah menengah Islam di Gresik bisa berprestasi sebagai siswa paling aktif saat masa orientasi dan mendapat perhargaan. Dan yang membuat kami sangat terharu, ananda dapat masuk kelas akselerasi tahfiz dg nilai tertinggi. Masya Alloh!!! Kami nggak kuasa menahan air mata haru! Ini semua karena anak-anak kami dibina oleh ustadz dan ustadzah yang luar biasa tulus dan berkualitas di Sekolah Alam Insan Mulia.
Setelah kakanya yang juga juara 1 di angkatannya dengan 18 juz ketika selesai akselerasi, kami nggak menyangka adiknya bisa ikut jejak abangnya. Pendidikan di SAIM luar biasa hebat dan diatas rata-rata dalam segala hal. Walau dengan anak-anak SD Islam. Pastinya teman-taman si adik yang lebih pandai dan lebih baik juga akan luar biasa di sekolah-sekolah baru mereka.
Terimakasih ya ustz .... specchless saya ...hanya Alloh yang pantas membalas semua kerja ikhlas guru-guru SAIM buat anak-anak kami. Teriring salam dan terimakasih kami juga kepada Ustadz Sulton... Masya Alloh... Subhanallah.

Aku membalas rasa haru beliau …

Alhamdulillah ... subhanaAlloh ... anak-anak menjadi sholeh dan sholehah karena memiliki orangtua yang sabar dan ikhlas sebagai guru pertama dan menjadikan rumah sebagai surga.
Kami, insha Alloh hanya menjadi pemegang amanah yang memiliki banyak kekurangan dan terkadang mungkin salah dalam berolah peran. Semoga jejak generasi keluarga Bunda menjadi panutan bagi keluarga muslim yang lain, menghiasi kehidupan dengan al-qur'an. Amin ...
Salam dari kami untuk ananda. Semoga Alloh menyertai setiap langkahnya bersama hikmah dan keberkahan. Amin …

Ditengah keterbatasan kami dalam kontribusi dan interaksi, semoga anak-anak ini suatu saat bisa memberikan prestasi dan karya terbaik untuk SAIM. Kami baru mengunjungi ananda. Dan dia merasa bangga jadi anak SAIM.
Akhir dari surat haru ini ….

Alhamdulillah ... Semoga Alloh SWT selalu menjaga ananda.

Surat yang sangat menyentuh dan mengingatkan betapa GURU bukanlah sebuah PROFESI, namun GURU adalah AMANAH yang langsung dari ALLOH SWT.



Menggebuk Galon di Tugu Pahlawan

What’s up dan telepon berbunyi karena kelompok PERKUSI LASKAR AKSI SD Sekolah Alam Insan Mulia diundang untuk mengisi acara Hari Anak Nasional oleh BKKBS yang dihadiri Ibu Menteri Khofifah Indar Parawansa.
Informasi yang kami terima memang sedikit bermasalah, namun itu tidak menjadikan LAKSAR AKSI mundur! Kami maju tidak mau kalah! Hahaha….
Panas membakar kulit di Tugu Pahlawan. Melihat keceriaan anak-anak di bawah terik matahari menghilangkan keinginan untuk melindungi kulit dari sinar matahari. Semakin eksotik pastinya. Hahaha …
Perjalanan tour kami berkesan. Dengan tour guide yang tidak menceritakan sejarah apapun pada anak-anak, akhirnya informasi yang tertera di setiap foto dan benda berharga aku ceritakan dengan merangkai pelajaran masa lalu.
Sukses!!! Anak-anak terpukau dengan perjuangan para pemimpin di Surabaya! Melihat aktivitas kami, sekelompok anak SMA Negeri menghampiri.
“Maaf, permisi … boleh kami wawancara?”
“Ouwch … saya?”
“Iya, kami ada tugas wawancara dari sekolah”
“Okay”
Akhirnya bak selebriti aku menerima permintaan wawancara mereka. Pertanyaan tentang efektifitas museum sebagai tempat belajar, nilai sejarah, dan lain-lainnya.
Sebelum keluar museum kami duduk bersama dan mengulas peristiwa hari ini. Anak-anak memahami dan tetap bahagia dengan apapun yang sudah mereka terima. Itulah anak-anak, tulus dan selalu bahagia.
Ada sebuah pertemua dengan seorang bunda yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Kesimpulan beliau dan saya juga sih. MENERIMA ANAK ISTIMEWA DENGAN LAPANG DADA itu adalah PINTU UTAMA MENUJU KASIH SAYANG ALLOH SWT. Ada sih peristiwa lain yang cukup menggoda kesabaran, hmmm… tidak perlu deh! Biar tulisan ini tetap mengalir penuh kebahagiaan saja! Hahaha ….


Surat Cinta dari Negeri Lord Voldemort

Nah, ketika menunggu anak yang belum dijemput sebuah pesan What’s up masuk.

“Assalamu’alaikum … Ust, apa kabar?” Aku mau testimoni, Alhamdulillaaahh … ceritanya kita kan punya jadwal ngaji bareng disini, aku sama bapaknya terharuuu banget denger ngajinya Anak tertua, Subhanallah..luar biasa menurutku.  Selama ini di Surabaya kan dia gak pernah mau keliatan ngaji terang-terangan… cuma sendirian dan gak bersuara, jadi aku ya ga maksain … eh disini baru tau … SAIM dan para ustad-ustadzahnya memang luar biasa. Mohon bantuannya kalau pas longgar tolong WA dia dan dimotivasi untuk improve ngajinya terus dan mau ngajarin adiknya juga … biasaaa, kadang sik onok jaim gitu deh. (kadang masih ada malu-malu)”.

“Alaikumsalam wrwb … Lha, semalem saya baru mbathin, alhamdulillah nembus”

(Karena saya biasa mengajak sang bunda berdiskusi tentang psikologi dan tentu saja minta bantuan, materi, test, dan segala macam yang bisa saya pelajari lah pokoknya). Hahaha ….

“Maturnuwun, wis pokoke menurut kami SAIM benar-benar berpengaruh besar pada tangguhnya anak-anak. Alhamdulillah...aku dan bapaknya sangat-sangat takjub lihat anak-anak begitu santai dan tangguh sekaligus luwes terhadap perubahan BESAR yg ada disini…gini kondisinya:

1.    Rumah luasnya hanya separoh rumah Surabaya dan ruang gerak privat kami hanya di lantai 2 (2 kamar dan 1 kamar mandi), dapur dan ruang tamu di lantai 1.
2.    Di rumah ini kami sharing dengan 3 keluarga lain sesama Indonesia, yang dinamikanya pasti beda-beda.
3.    Disini budaya masyarakatnya jalan kaki kemana-mana, jadi sejak awal kedatangan kami (1 bulan) naik bis dan kereta baru 2 kali, sekali waktu datang dari Indonesia dan minggu kemarin pas keluar kota, selebihnya jalan kaki ke beberapa tempat wisata, ataupun untuk belanja logistik (minimal sekali jalan butuh wkt 1 jam untuk Pulang dan Pergi) sedangkan di Indonesia kemana-mana pake mobil.
4.    Relatif gak nonton TV karena ada di lantai bawah dan acaranya belum terlalu menarik buat mereka karena bahasanya juga gak terlalu paham (aksen Leeds beda banget)
5.    Kondisi penyesuaian konversi uang dan minimnya barang halal membuat kami harus mengerem berbagai keinginan saat belanja padahal semua makanan dan minuman kelihatan sangat menarik kaan?

Semua kondisi diatas satu sisi menurutku anugerah yang harus disyukuri dan satu sisi juga tantangan yang harus ditaklukkan (emosi, pikiran, tenaga)… dan anak-anak mampu melaluinya dengan STABIL, gak pake rewel…. Subhanallaaahh! Beberapa teman juga heran, anak-anak bisa se-kooperatif ini, sedangkan beberapa keluarga masih kesulitan memotivasi anaknya untuk mau jalan kemana-mana...gak cuma mengandalkan angkutan umum meskipun duitnya ada. Alhamdulillaaah..wis pokoke banyak jempol deh…1000× J. Malah aku yg sempat diare karena mungkin masuk angin dan  emosi masih naik turun…sampek diketawain anak2… J

Soriii..ada yg keenam.. J

6.    Disini mereka harus MANDIRI dalam semua hal, beresin baju, kasur, bekas makan dan minum, nyiapin meal kalau lagi laper, seputar aktifitas self help lah…. padahal di Surabaya semua yg melakukan relatif si mbak.

Ini mungkin bagi beberapa ortu hal yang biasa aja karena menganggap harusnya "anak normal" ya survive gitu… tp bagi kami khususnya aku, ini faktor besarnya adalah keberhasilan konsep SAIM yg menunjang mental sett dan nyali mereka untuk fleksibel beradaptasi dan bertahan di situasi baru bahkan relatif sulit. (jempol)

 Kali ini aku tidak banyak menulis. Aku menulis kalimat …

“Alhamdulillah … kami SAIM dengan system pembelajaran yang didukung guru-guru “gila” berdo’a untuk anak-anak. Mereka mampu survive di manapun mereka berada”.
Sambil menjelaskan arti gila, (dalam hati : kerja untuk yang terbaik, senengane neng sekolahan, dan cari-cari kesibukan. Hahaha)

“Bolehkah diskusi kita saya tulis di Blog?”
“With honour”

Setelah diskusi dengan sang bunda, aku melanjutkan diskusi dengan sang ananda.

“Hi, how are you there?”
“Alhamdulillah, baik Ust”

Kemudian chatting LINE kami mengalir deras, gara-gara Profile Picture muridku yang satu ini bikin iriiiiiii!!! Ini sebagian chatting yang telah kami lakukan.
Aku meminta dia mengirim foto yang asyik untuk tulisan di blog ini. Foto-foto yang super keren terkirim dengan lancar! Semakin cemburuuuuuuu!!!!!

“Bagaimana pengalamanmu melaksanakan sholat dan ngaji?”
“Kalau sholat sih sama saja … seperti di Indonesia. Mungkin waktunya aja yang beda. Setiap bulan ada update dari LGM?”

“What is LGM?”
Leeds Grand Mosque. Ada aplikasinya juga dari LGM setiap hari”

Kemudian dia mengirim jadwal waktu sholat lengkap dengan keterangannya selama 1 bulan.

“Kalau ngaji”
“Aku ngaji kan di rumah, jadi nggak ada yang beda sih”
“Ngajimu kan bagus, kamu bisa jadi tutor untuk adik-adik dan kali aja ada tetangga baru”
“Masih perlu banyak belajar Ust”

Aku berbagi indahnya jaminan mengaji dan perlindungan dari Alloh SWT. Kami chatting sangat panjang dari pada ketika kami berada dalam satu kelas. Hahaha…

“Aku jadi lebih ingin ke sana!!!”
“Ke sini aja Ust, kakak-kakak Master yang kuliah disini sekalian jalan-jalan, seru kayaknya”
“Lha, aku nanti Ustadzah Doktor” Hahahaha …
“Amin Ust …”

Tak kusangka, dia memberi informasi beasiswa dan kami berbincang “ala” perempuan. Dalam hati aku bangga: “Baru kemarin aku bersamanya di kelas jenjang SD, dia sudah memberi informasi beasiswa dan gambaran Negara yang baru ditinggalinya. Ooooh! Bahagianya!

“Ya, kamu lirik teacher mu, bule muslim juga gak papa. Biar nanti aku jalan-jalan bersamnya. Hahahahahaha ….”
“Boleh boleh Ust, Amin….”

Aku mengakhiri chatting dengan dengan titip salam kepada ayah, bunda, dan adik-adiknya.
Semoga ini adalah keberkahan seorang guru yang menjalankan amanah hanya karena ibadah kepada Alloh SWT. Amin … 

Jumat, 07 Agustus 2015

ENERGI GURU

Lama tidak sempat menulis di blog ini ...
Mengawali tahun pelajaran 2015/2016 dengan niat yang lebih ditata rapi.
Hal-hal yang menakjubkan selalu saya dapatkan setiap hari, bahkan setiap saat.
Dan, ...

Hari ini, ketuka mengikuti sebuah forum hubungan internasional dengan Hiroshima University ada sebuah pertanyaan klise yang selalu muncul ketika presenternya berasal dari Jepang.
"Pak, jika kondisi Indonesia dan Jepang secara nasib pernah dijajah dan geografis juga hampir sama. Mengapa Jepang lebih bersih dan tertata rapi ya?"

Karena saya ini guru SD dan mencoba memutar memori tentang apa yang sudah saya lakukan untuk membangun karakter anak-anak yang saya bimbing, saya hanya tersenyum dan menyimpan jawaban saya dalam hati.

Kemudian Pak Yoshinori Fujikawa dari Hirosima University mulai menjelaskan apa saja yang dilakukan bangsa Jepang dengan capaian kondisi lingkungan saat ini.

"Kami tinggal di daerah yang pernah hancur hampir tak tersisa. Kejadian terburuk sudah kami lalui dan ini harus membuat kami bangkit, disiplin, dan tidak lalai"

Foto-foto Hirosima saat hancur telah dipresentasikan sebelumnya. Terdapat satu bangunan yang porak poranda yang masih tersisa dan dijadikan cagar budaya. Saat ini gedung tersebut menjadi perantara hubungan baik antara Jepang dan Amerika Serikat.

"Dalam dunia pendidikan, kami memiliki pelajaran life skill. Dan sang penerjemah membuat istilah PKK "Pendidikan Kebudayaan dan Keterampilan". Sang penerjemah juga pernah tinggal di Jepang selama bertahun-tahun.

"Pelajaran itu wajib ada di semua sekolah mulai dari tingkat Pre-Elementary sampai University. Dan tidak cukup program sekolah, di rumah orangtua juga wajib mendukung program ini secara disiplin. Murid-murid selalu dilibatkan dalam kegiatan kebersihan dan kerapian di sekolah. Dan orangtua juga wajib melaksakan program itu di rumah"

Saya kembali tersenyum mengingat apa yang terjadi di lingkungan masyarakat saya.

"Jika di Nepal saya perhatikan orang membersihkan lingkungan rumahnya dengan egois (yang penting rumah saya bersih) dan tidak memperdulikan lingkungan tetangga dan tempat umum. Maka yang terjadi adalah semua masyarakat memilih sikap "LALAI" terhadap lingkungan mereka"

Daya ingat saya langsung merebak dengan berbagai kejadian yang saya alami dan saya saksikan.

"Di Jepang, jika ada kotor di dekat kami, segera kami tarik ke dalam diri sendiri. Kemudian kami pilah dan kami lakukan kegiatan yang tepat untuk tetap menjaga lingkungan bersih dengan disiplin. Sekali lagi itu wajib dilakukan setiap orang dan semua elemen; Pendidikan, rumah, dan pemerintah".

Ya, bisa saya bayangkan bagaimana bangsa Jepang telah menjadikan disiplin sebagai nafas hidup mereka. Dan Pak Fujikawa adalah seorang guru yang berpengalaman mengajar semua jenjang. Pre-Elementary, Elementary, Secondary, dan University.

Sosok guru yang sangat mampu menyambungkan energi positifnya kepada para murid.
Sudahkah setiap guru di negara ini melakukan hal yang mampu digugu dan ditiru para siswanya?

Pelajaran displin masuk kelas, tidak melakukan kegiatan lain saat menjalankan tugas, mengantuk bahkan tidur saat menjalankan tugas, mengajarkan semua hal-hal yang baik kepada siswanya, namun belum cukup memiliki daya dan upaya untuk menyempurnakan pada dirinya sendiri. Hmm, tentunya saya juga termasuk dalam kategori ini. :(

Terkadang, saat mendengar atau membaca cerita indah dari negeri lain kita masih memiliki beberapa kalimat dalam menyikapinya.

Pertama : "Jangan selalu mencontoh negara lain, belum tentu mereka benar-benar baik dan metodenya bisa diterapkan di negara kita"
Kedua : "Jika demikian ayo kita lakukan kunjungan dinas ke sana dan menerapkan ilmu mereka di negara kita"
Ketiga : "Kita ini harus bangga dengan negeri sendiri. Karena negeri kita itu (dengan keterangan panjang dan lebar) ..."

Nah, hadist saja menyatakan : "Carilah ilmu hingga ke negeri Cina" ... jadi marilah kita berupaya untuk memperkuat semangat kita dalam mencari ilmu. Ambil saja bagian-bagian terbaik dari kejadian, pengalaman, dan persoalan yang kita temui.

Tahanlah dulu opini negatif, agar tidak menyesal kemudian!

Wassalam ... (menulis sambil merem, nguantuuuk) :)

By:
Hamdiyaturrohmah@gmail.com