Menu Tab

  • BERANDA
  • PUISI
  • MOTIVASI
  • INDOOR
  • OUTDOOR

Sabtu, 17 November 2012

Endorsment Bu Sirikit Syah



Menjadi perempuan yang terinspirasi

Saya sering mendapat julukan “inspiring woman”, bahkan beberapa tahun lalu diresmikan dengan penghargaan dan plakat berbunyi demikian dari PKS Jatim. Nah, Sabtu pagi kemarin aku mengalami hal yang terbalik. Jumatnya, Pak Martadi, salah satu sobatku, minta tolong agar menggantikannya memberi komentar/endorsement pada peluncuran buku ustadzah @Hamdiyah Rochmah di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya. Karena kulihat agendaku Sabtu gak ada apa-apa, aku sanggupi.

Buku baru dikirim Jumat malam dan baru saya tahu ada di meja Sabtu pagi. Saya berangkat pukul 8 meskipun undangan pukul 9, sambil baca buku di mobil dan di ruang tunggu SAIMS. Subhanallah, bukunya sangat menarik. Judulnya Kelasku, Laboratorium Kehidupan. Acara sangat meriah, untuk ukuran seorang guru SD. Ada anak-anak baca puisi, main perkusi, main musik, menyanyi, akting, semuanya mengggambarkan kisah-kisah yang ada dalam buku. Lalu ada film ttg SAIMS dan kegiatan belajar mengajar Ustadzah Rochmah. Filmnya begitu bagus, gambar-gambarnya ‘bercerita’, ada teksnya juga dwi-bahasa (Indonesia-Inggris), plus ilustrasi musik/lagu yang amat pas. Seusai pemutaran film itu, beberapa ibu bisik-bisik “Kami orangtua siswa juga ingin sekolah di sini …”.

Yang paling menyentuh hatiku adalah video The Power of Dream, yang merupakan profil Ustadzah Rochmah. “Berawal dari sini …..” lalu ada gambar sebuah kampung di Lamongan, sebuah rumah, dan seluruh anggota keluarga. “Datang dari desa kecil, tidak berarti memiliki mimpi kecil ….”, video berlanjut ke berbagai kegiatan Ustadzah ketika mengajar, hingga melanglang ke beberapa negara tetangga. Seluruh presentasi itu diberi ilustrasi lagu The Power of Dream, yang liriknya selaras dengan kisah gadis dari desa kecil bercita-cita besar ini.

Ustadzah juga bercerita bahwa kedua orangtua dan sebagian besar saudaranya adalah guru. Dikisahkan pula bahwa ayahandanya sedih bila sesuatu yang buruk menimpa muridnya, lalu bisa berwajah gembira bila hal baik yang terjadi. Saya tersentuh: ada berapa guru/dosen yang seperti ini? Murid/mahasiswa gak masuk, dicuekin. Apakah dia sakit, kecelakaan, orangtuanya masuk RS, orantuanya bercerai, dll? Banyak guru/dosen tidak peduli.

Pendeknya, video dengan dwi-bahasa yang cukup baik itu membuat aku mbrebes mili. Ini menyadarkan saya bahwa banyak sekali orang hebat, perempuan hebat, dari generasi di bawah saya. Oleh sebab itu, saya imbau Pak Ismail Nachu, Ketua ICMI, yang adalah ortu siswa, agar kapan-kapan kalau butuh pembicara atau tokoh perempuan, Ustadzah Rochmah dijawil. Alhamdulillah, ternyata Ustadzah Rochmah salah satu pengurus ICMI juga –hanya saya jarang bertemu dalam rapat.

Di akhir acara yang luar biasa itu: mencerahkan, mengilhami, membuat saya tepekur, ada penjualan buku. Saya membeli 10 bukunya. Buku-buku ini akan saya hadiahkan pada para peserta terbaik di pelatihan SSW. Sungguh, buku yang bahasanya enak dibaca dan isinya berbagi pengalaman teaching & learning yang breaking the tradition, out of the box, amat berharga dibaca terutama oleh sesama guru.