Menu Tab

  • BERANDA
  • PUISI
  • MOTIVASI
  • INDOOR
  • OUTDOOR

Senin, 02 Januari 2012

CERMIN


CERMIN

Seharusnya tulisan ini sudah kurangkai ketika Muharram yang lalu. Karena Muharram adalah bulan hijrah. Dari keluhan menjadi bersyukur, dari kemalasan menjadi semangat, dari kebodohan menjadi berilmu. Dari semua keburukan tahun lalu menjadi jihad untuk memperbaiki diri di tahun ini. Semoga keterlambatan ini akan lebih memacu semangat jihad untuk diri sendiri dan inspirasi bagi orang lain.
Kawan, ...
Sikap frontal,  iri dengki, sombong, merasa cerdas, kata-kata yang tajam dan keras, menuntut, negatif thinking, sok tau, sok baik, merasa benar, marah, dan segala hal “aneh” yang ada padaku selalu menjadi sebuah cerita. Sengaja ataupun tidak sengaja semua karakter itu muncul satu per satu, bahkan kadang bersamaan, dan kadang memang muncul bersama (payah). Kebaikan yang terkadang sedikit mampu kulakukan, masih belum mampu menutup semua karakter yang ada padaku tersebut.
Sebagai seorang hamba yang mengaku beriman dan Islam kepada Allah SWT, seharusnya aku akan sangat tersiksa ketika menyadari, bahwa aku selalu memiliki waktu dan kesempatan untuk melakukan semuanya. Sebagai seorang yang mengaku muslim, seharusnya aku mampu menjauhinya. Namun, tidak jarang aku melupakan dua Malaikat yang dikirim Allah SWT untuk menjagaku; Malaikat Rokib dan Malaikat Atid. Dan ... yang paling menyedihkan kawan ... aku melupakan bahwa sholat ku adalah benteng yang seharusnya mampu melindungiku untuk mencegah perbuatanku yang keji dan munkar,
NAMUN ...
Aku masih mencari alasan untuk melegalkan perasaan iri dan dengkiku kepada yang lain, bahkan kepada saudara muslimku sendiri ...
Dengan mudahnya aku menggunjing, menyalahkan, mempermalukan, mengambil HAK mereka, dan bahkan mungkin pernah terbersit niat untuk memutuskan silaturahmi dengan mereka.
Aku masih gerah, ketika menyaksikan keberhasilan orang lain ...
Aku masih buang muka ketika tidak nyaman dengan sikap orang lain ...
Aku masih tak rela ketika yang kusebut harta diambil kembali melalui sedekah, kehilangan, dan berbagi ...
Aku masih tidak memperhatikan berapa kali kuisi tubuh ini dengan segala sesuatu yang kurang “diridloi”
Berapa kali aku menggunakan sesuatu yang bukan milikku, tanpa aku berkata “permisi” terlebih dahulu
Berapa banyak aku menemukan sesuatu, dan kemudian kuakui sebagai milikku ...
Bahkan, aku mengambil sesuatu yang bukan milikku ...
Dan aku merasa tidak ada yang tau ...


Begitu semua itu berlalu, kesadaranku pun masih tak tersentuh ...
Aku tetap dengan mauku ..... oooh ... maafkan aku

Saudaraku, ...
Sebagai seorang guru, akupun masih belum mampu digugu dan ditiru
Aku masih mengganggap diriku yang lebih berilmu, mengancam, menakuti, memerintah, dan melakukan apa saja yang menurutku baik untuk muridku, namun aku melupakan bahwa mereka lebih dari sekedar tahu ...
Aku bicara tentang ketulusan, namun yang selalu kulakukan adalah mengharap imbalan. Aku bicara tentang kejujuran, namun yang selalu kulakukan adalah kebohongan, aku bicara tentang harga diri, namun yang selalu kulakukan adalah membenci ... Dan aku bicara tentang berbagi, namun yang selalu kulakukan adalah meminta dikasihani ...
Jika saja yang kuajarkan kepada mereka menjelma sebagai “pecut”, sudah berapa kali lecutannya akan kembali padaku, menorehkan luka yang tak kan mudah terhapus oleh waktu ... “menyedihkan”. Dan dosa besar yang mungkin tak termaafkan adalah ketika aku mengajarkan sesuatu yang “keliru” dan merekapun akan menjalani kehidupannya dengan “keliru”. Oooooooohhhhhhh ... aku tak mampu menatap diriku dengan segala “kekeliruanku”.
Aku mengharap kalian selalu membuka pintu maaf dan dengan tulus membiarkan aku masuk untuk mensucikan diriku
Meski tanpa kata, namun itu sangat bermakna
Karena DIA akan menyentuh ku  kembali dengan Rahman RahimNya ketika kalian juga mengikhlaskannya.
Terima kasih telah menjadi tempat belajar menimbang rasa
Terima kasih telah menjadi pribadi yang penuh berkah
Terima kasih telah menjadi cermin untuk kehidupan bersahaja
Kuatku karena kasih sayangmu
Kebaikanku karena pengakuanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar