Menu Tab

  • BERANDA
  • PUISI
  • MOTIVASI
  • INDOOR
  • OUTDOOR

Jumat, 07 Agustus 2015

ENERGI GURU

Lama tidak sempat menulis di blog ini ...
Mengawali tahun pelajaran 2015/2016 dengan niat yang lebih ditata rapi.
Hal-hal yang menakjubkan selalu saya dapatkan setiap hari, bahkan setiap saat.
Dan, ...

Hari ini, ketuka mengikuti sebuah forum hubungan internasional dengan Hiroshima University ada sebuah pertanyaan klise yang selalu muncul ketika presenternya berasal dari Jepang.
"Pak, jika kondisi Indonesia dan Jepang secara nasib pernah dijajah dan geografis juga hampir sama. Mengapa Jepang lebih bersih dan tertata rapi ya?"

Karena saya ini guru SD dan mencoba memutar memori tentang apa yang sudah saya lakukan untuk membangun karakter anak-anak yang saya bimbing, saya hanya tersenyum dan menyimpan jawaban saya dalam hati.

Kemudian Pak Yoshinori Fujikawa dari Hirosima University mulai menjelaskan apa saja yang dilakukan bangsa Jepang dengan capaian kondisi lingkungan saat ini.

"Kami tinggal di daerah yang pernah hancur hampir tak tersisa. Kejadian terburuk sudah kami lalui dan ini harus membuat kami bangkit, disiplin, dan tidak lalai"

Foto-foto Hirosima saat hancur telah dipresentasikan sebelumnya. Terdapat satu bangunan yang porak poranda yang masih tersisa dan dijadikan cagar budaya. Saat ini gedung tersebut menjadi perantara hubungan baik antara Jepang dan Amerika Serikat.

"Dalam dunia pendidikan, kami memiliki pelajaran life skill. Dan sang penerjemah membuat istilah PKK "Pendidikan Kebudayaan dan Keterampilan". Sang penerjemah juga pernah tinggal di Jepang selama bertahun-tahun.

"Pelajaran itu wajib ada di semua sekolah mulai dari tingkat Pre-Elementary sampai University. Dan tidak cukup program sekolah, di rumah orangtua juga wajib mendukung program ini secara disiplin. Murid-murid selalu dilibatkan dalam kegiatan kebersihan dan kerapian di sekolah. Dan orangtua juga wajib melaksakan program itu di rumah"

Saya kembali tersenyum mengingat apa yang terjadi di lingkungan masyarakat saya.

"Jika di Nepal saya perhatikan orang membersihkan lingkungan rumahnya dengan egois (yang penting rumah saya bersih) dan tidak memperdulikan lingkungan tetangga dan tempat umum. Maka yang terjadi adalah semua masyarakat memilih sikap "LALAI" terhadap lingkungan mereka"

Daya ingat saya langsung merebak dengan berbagai kejadian yang saya alami dan saya saksikan.

"Di Jepang, jika ada kotor di dekat kami, segera kami tarik ke dalam diri sendiri. Kemudian kami pilah dan kami lakukan kegiatan yang tepat untuk tetap menjaga lingkungan bersih dengan disiplin. Sekali lagi itu wajib dilakukan setiap orang dan semua elemen; Pendidikan, rumah, dan pemerintah".

Ya, bisa saya bayangkan bagaimana bangsa Jepang telah menjadikan disiplin sebagai nafas hidup mereka. Dan Pak Fujikawa adalah seorang guru yang berpengalaman mengajar semua jenjang. Pre-Elementary, Elementary, Secondary, dan University.

Sosok guru yang sangat mampu menyambungkan energi positifnya kepada para murid.
Sudahkah setiap guru di negara ini melakukan hal yang mampu digugu dan ditiru para siswanya?

Pelajaran displin masuk kelas, tidak melakukan kegiatan lain saat menjalankan tugas, mengantuk bahkan tidur saat menjalankan tugas, mengajarkan semua hal-hal yang baik kepada siswanya, namun belum cukup memiliki daya dan upaya untuk menyempurnakan pada dirinya sendiri. Hmm, tentunya saya juga termasuk dalam kategori ini. :(

Terkadang, saat mendengar atau membaca cerita indah dari negeri lain kita masih memiliki beberapa kalimat dalam menyikapinya.

Pertama : "Jangan selalu mencontoh negara lain, belum tentu mereka benar-benar baik dan metodenya bisa diterapkan di negara kita"
Kedua : "Jika demikian ayo kita lakukan kunjungan dinas ke sana dan menerapkan ilmu mereka di negara kita"
Ketiga : "Kita ini harus bangga dengan negeri sendiri. Karena negeri kita itu (dengan keterangan panjang dan lebar) ..."

Nah, hadist saja menyatakan : "Carilah ilmu hingga ke negeri Cina" ... jadi marilah kita berupaya untuk memperkuat semangat kita dalam mencari ilmu. Ambil saja bagian-bagian terbaik dari kejadian, pengalaman, dan persoalan yang kita temui.

Tahanlah dulu opini negatif, agar tidak menyesal kemudian!

Wassalam ... (menulis sambil merem, nguantuuuk) :)

By:
Hamdiyaturrohmah@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar