Seorang ibu menggerutu tentang sikap anaknya. Si ibu merasa
si anak menjadi masalah. Begitu juga dengan si ayah, mencari nafkah tanpa jeda.
Mereka melahirkan yang disebut amanah, namun belum cukup menampakkan kesyukuran
atas amanah. Mungkin juga belum memahami apa arti amanah.
Anak tidak bisa memilih, orangtua seperti apa yang melahirkan
mereka. MAka sesungguhnya dalam pendidikan, bunda adalah madrasah dan ayah
adalah kepala sekolahnya. Jika mau melihat kehancuran anak-anak, cukup lahirkan
mereka, kemudian abaikan.
Luqman? Mengapa mendapatkan tempat istimewa dalam al-Qur’an?
Siapakah Luqman? Apakah Luqman seorang ibu? Bukan Luqman
adalah seorang ayah, mendapatkan tempat istimewa dalam kalam Alloh SWT.
Pelajaran mendidik anak melaui ayat-ayat langit, bukan keilmuan modern di dunia
ini.
“Jika PENDIDIKAN kita tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan
sunnah Rosululloh, maka akan terjadi penyimpangan atas kebenaran dan kebaikan”
Peran ayah merupakan peran sentral dalam pendidikan. Dalam
al-Qur’an disebutkan 17 kali dialog antara orangtua dengan anak. 14 kali
menyebut ayah, 2 kali menyebut ibu, dan 1 kali tidak disebutkan (kedua
orangtua). Pelukan sang ayah pada anak lelakinya akan menguatkan, pelukan ayah
pada anak perempuannya akan menenangan. Ini berarti, tugas dialog dengan anak
sesungguhnya adalah ayah. Namun, dalam kehidupan kita realita yang terjadi adalah
sebaliknya.
Jika anak hidup tanpa pelukan ayah, maka bisa jadi saat
dewasa akan terjadi penyimpangan karakter laki-laki dan perempuan.
Ayat An-Nisa: 9
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ
خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ
وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
“Dan hendaklah takut
kepada Alloh, orang-orang yang seandainya meningalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Alloh dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (Q.S An-Nisa’:
9)
Kelemahan seperti apakah yang dimaksud?
1.
Lemah
Fisik
2.
Lemah
Mental
3.
Lemah
Intelektual
4.
Lemah
Spiritual
5.
Lemah
Finansial
Takut kepada Alloh SWT dan mengucapkan perkataan yang benar
adalah kunci pendidikan yang disebutkan dalam ayat di atas.
Ayah adalah pribadi yang dapat menghancurkan keluarga, ketika
sosok ayah belum mampu menjadi kepala sekolah.
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Siapakah yang diperintahkan untuk menyelamatkan keluarga dari
api neraka? Kepala keluarga tentunya.
Maka, jika dalam keluarga itu telah terdapat perbedaan prinsip
utama, yaitu agama. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat ibu yang egois dan
ayah yang tidak peduli dengan keselamatan keluarganya.
“Surga di telapak kaki ibu”
Maka ketika ibu melangkahkan kaki pada kebaikan, sesungguhnya
ibu telah menuntun anak-anaknya pada kebaikan. Sebaliknya, jika ibu
melangkahkan kaki pada keburukan, maka tidak perlu menyalahkan jika anak
menjadi generasi yang tidak bisa diharapkan.
Keteladanan orangtua menjadi cermin bagi anak-anaknya. Ketika
orangtua meminta anak untuk melaksanakan jama’ah, maka orangtua harus menjadi
contoh berjama’ah. Jika orangtua meminta anak untuk jujur, maka orangtua lah
guru kejujuran yang utama. Jika orangtua berharap anak mampu menghafalkan juz
30, maka orangtua sudah hafal juz 30 dan juz 29.
Yang perlu diperhatikan, “Berikanlah pengasuhan anak kepada
orang lain, maka tidak akan ada masa menikmati hasil pendidikan yang diharapkan”
Nenek dan kakek adalah orangtua yang super wajib dihormati
dan perlakukan dengan sangat baik. Namun, meyerahkan pengasuhan anak kepada
beliau berdua belum menjadi pilihan bijak. Karena rasa cinta beliau kepada
cucunya, melebihi cinta kepada anak-anaknya. Dan cinta inilah yang terkadang
menjadi cinta yang menjauhkan anak dari kesempurnaan proses belajar.
Terkadang yang saat ini kita lakukan adalah:
Maka, para orangtua harus kembali mengkaji arti amanah pada
diri anak masing-masing. Hanya ada tiga hal yang akan dibawa manusia kepada
kehidupan berikutnya:
Pertama: Sodaqoh Jariyah
Kedua: Ilmu yang berguna
Ketiga: Anak sholeh dan sholehah yang mendo’akan kedua
orangtuanya
(Catatan dari Parenting di Sekolah Alam Insan Mulia Surabay)
Speaker: Suhadi Fajaray
Anak adalah harta yang tak ternilai harganya. Anak adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Seharusnyalah kita sebagai orangtua bertanggung jawab penuh atas tumbuh kembangnya, akhlaqnya dan masa depannya. Semoga kita sebagai orangtua selalu diberi kekuatan untuk mendidik, mengasuh dan mencintainya dalam bingkai indahnya ibadah kepadaNya
BalasHapus