Sejarah tanpa bukti terasa seperti imajinasi
tanpa henti. Nah, supaya imajinasi anak didik bisa menemukan benang merah dan
melahirkan pemahaman nyata, maka belajar sejarah dan melihat secara langsung
peninggalan benda bersejarah menjadi hal yang baik.
Membayangkan berkuda dari satu daerah ke
daerah lain, kehidupan dengan perabotan tanah liat, dan peperangan di masa yang
jauh dari nuklir dan senapan dengan berbagai jenis senjata modern. Hmm, cukup
menjadi moment teleportasi yang melelahkan.
Di kelas 4 SD Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya, selain mempelajari
budaya nusantara belajar sejarah kerajaan di Jawa Timur juga menjadi proyek
kunjungan belajar.
Daerah kekuasaan kerajaan Majapahit yang
dikenal sebagai kerajaan yang memiliki daerah kekuasaan terluas, dengan para
raja-raja yang masig selalu menjadi ide cerita perwayangan. Sang Patih
kerajaan, Gajah Mada dikenal dengan sumpah Palapanya yang berkeingininan untuk
menyatukan nusantara bahkan meluas di tanah Malaysia-Singapura-Brunei. Seberapa
sakti ilmu beliau masa itu ya?
Belum lagi berita tentang pencurian benda
bersejarah yang marak terjadi, membuat rasa penasaran siswa semakin tinggi. Batu
seperti apa yang bisa dijual dengan harga jutaan? Besi apa yang bisa ditukar
dengan mobil? Wowowowo … perjalanan kembali ke masa kerajaan Majapahit harus
dilakukan.
Berbekal lembar kerja yang telah dibahas dan
dipersiapkan sebelumnya, siswa dipandu untuk mencari informasi dan bertanya
dengan bebas. Pengetahuan yang tebentang, tersedia di hadapan. Motivasi dan
bekal pengetahuan sebelum keberangkatan telah diberikan. Melihat realitas
sejarah dan mendokumentasikan adalah kegiatan yang serius tetapi santai.
Belajar langsung di tempat kejadian perkara alias TKP juga menyenangkan. Bisa ekspresi dan mengenal lingkungan luar selain berada di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar