Setiap pulang aku menyempatkan untuk menjelajah alam. Aku
pergi ke ladang keluarga yang sudah terjual. Aku ingin berbincang dengan alam
semesta. Aku bertemu dengan seorang kakek di sana. Aku berbincang dengan
beliau, beliau bercerita tentang perasaannya. Dadaku terasa agak sesak, mataku
mulai panas, tapi “Aku tidak mau menangis”.
Aku mencoba bercerita tentang pengalaman mengajarku yang
selalu membahagiakan. Beliau tertawa, melihat tawa si kakek sebenarnya dadaku
semakin bergemuruh. Aku terus berbagi pengalaman dan berdiskusi. “Sudah Nduk,
pulanglah sudah siang. Kakek akan melanjutkan mencabuti tanaman lombok yang
sudah mati ini”, si kakek berbicara tanpa bermaksud mengusir. “Baik kakek,
monggo ... saya duluan”.
Aku kembali pulang, sebelum sampai di rumah aku berdiskusi
dengan teman lama melalui telepon. Kami berbincang pengalaman dan perjalanan “tidak
masuk akal”...hehehe. ada banyak pelajaran yang kami peroleh. Telepon kututup
karena lowbat. Aku berjanji akan menelpon balik sesudah bateray penuh.
Kali ini aku tidak akan menulis alur, aku akan mencoba
menuliskan beberapa kalimat yang menjadi pelajaranku pada malam ketiga:
- Kesabaran dan keikhlasan adalah pemenang sejati.
- Kebahagiaan kita adalah obat bagi diri sendiri dan akan tersambung kepada orang lain.
- Senyuman dan menjadi pendengar yang baik mampu mendinginkan.
- Bersyukur adalah kunci kebahagiaan
Amin ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar