Saya belum berkeluarga, namun ijinkan saya berbagi tentang apa yang sudah saya pelajari hari ini bersama Abah Rama Royani tentang TALENTS MAPPING dan Bunda Septi Peni Wulandani sang IBU PROFESIONAL.
Mengapa anak usia 10 tahun mampu mengenal
dirinya, mengetahui keinginan, bakat, dan apa yang baik baginya?
Ya, karena anak tersebut telah memiliki
banyak “aktivitas” yang diperoleh dari pengalaman membaca, melakukan, dan
terutama tauladan yang mereka lihat di sekelilingnya. Anak memiliki fitrah sejak
lahir, dan fitrah tersebut wajib diberi ruang, difasilitasi, dan diantarkan
oleh orangtua di rumah serta guru
sebagai motivator di sekolah. Fitrah anak sebagai berikut:
1. Fitrah Iman
: Sejak lahir anak dalam keadaan beriman, bersaksi bahwa Alloh sebagai RabbNya.
Tidak ada anak yang tidak cinta Tuhannya
2. Fitra
Belajar : Setiap anak lahir sebagai pembelajar sejati. Tidak ada anak yang
tidak suka belajar, kecuali fitrahnya disimpangkan
3. Fitrah Bakat
: Setiap anak lahir unik, masing-masing membawa potensi produktif untuk
menjalankan misi spesifik hidupnya
4. Fitrah
Perkembangan : Sesuai tahapan 0-2 tahun, 2-6 tahun (pra latih), 7-10 tahun (pre
aqil baligh 1), 11-14 tahun (pre aqil baligh 20, 15 tahun ke atas (aqil baligh)
5. Fitrah
Gender : Setiap anak perempuan memiliki fitrah keibuan dan setiap anak
laki-laki memiliki fitrah keayahan
6. Fitrah
Estetika : Setiap anak lahir memiliki selera keindahan, keseimbangan, dan
lain-lain
7. Fitrah
Sosial : Setiap anak akan memiliki tarikan komunitas sosial yang saling
melengkapi untuk peran hidupnya
Untuk
melihat TALENTS anak-anak kita, orangtua dan guru harus belajar melakukan
observasi mendalam. Mengikuti perkembangan, mencatat, menganalisa dan memberi
banyak referensi sebagai bekal untuk gambaran masa depan anak. Masa pertahanan
anak usia dini hingga 5 tahun antara 3 hari hingga satu minggu. Pertahanan anak
usia 5-9 sudah melalui bulan atau level kegiatan yang harus mereka jalani.
Misalnya; latihan karate harus sampai level sesuai aturan. Usia 9-14,
pertahanan dilihat dengan memberikan proyek sesuai usia. Usia 14 tahun ke atas,
harus belajar bertanggung jawab dengan pilihan-pilihan yang sudah diputuskan
bersama orangtuanya.
Anak-anak MUNGKIN SALAH memahami kalimat kita, tetapi anak-anak TIDAK MUNGKIN SALAH dalam mengopi perilaku kita.
Sehingga, ketika orangtua merasa sudah menjadi
pribadi yang baik, tetapi anak masih melakukan sesuatu yang “tidak baik”/tidak
sesuai harapan orangtua, yang perlu dilakukan adalah melihat kembali mengapa
anak tidak mampu mengkopi perilaku baik orangtuanya?
Apakah
karena waktu orangtua yang tidak cukup untuk menjadi tokoh utama? Cara
berkomunikasi? Atau moment yang kurang tepat dengan perilaku yang kurang tepat
pula.
Beberapa
profesi berikut lima tahun lalu belum ada, namun saat ini profesi berikut sudah
menjadi aktivitas dan menghasilkan uang. Profesi tersebut diantaranya; Digital
Detox Theraphist, Crowd Funding Specialist, Productivitas Counselor, Vicariuos
Videografer, dan reviewer music sound. Dan kita tidak tahu profesi apa lagi
yang akan lahir lima tahun mendatang. Untuk mampu menginspirasi anak dengan
profesi-profesi tersebut, maka anak harus diajak melihat orang sukses, apa dibalik
kesuksesannya, dan bagaimana mereka meraih kesuksesan.
Dan ada
PROFESI yang akan dimiliki oleh semua orang adalah Bapak Rumah Tangga dan Ibu
Rumah Tangga. Untuk professional dalam melaksanakan profesi kita memiliki dua
fase:
Pertama; SAAT DILAHIRKAN dan kedua
MENGAPA KITA DILAHIRKAN. Fase ini menuntun kita untuk menjalani proses mencari
MISI INDIVIDU.
MISI
INDIVIDU dicari melalui apa yang BISA dan apa yang SUKA kita lakukan.
Selanjutnya LAKSANAKAN dengan melihat PERTAHANAN kita dan berapa lama kita
MAMPU BERTAHAN. Jika BADAI sanggup kita hadapi saat melaksanakan semuanya,
(ujian, cobaan, keberhasilan, jatuh), kita sediakan KUOTA GAGAL! Jika semua
bisa kita lalui, maka inilah kita. Di setiap badai yang datang kepada kita,
PASTIKAN ada suatu IDE BESAR yang LAHIR dari setiap badai yang datang. Itu
berarti BADAI yang diberikan Alloh SWT
kepada kita adalah jalan menuju DERAJAT YANG LEBIH TINGGI. Insha Alloh … Amiiin
….
Kedua: MISI KELUARGA. Pertanyaan dasar
untuk mencapai misi ini adalah saat kita bertemu dengan JODOH kita, dan MENGAPA
kita DIPERTEMUKAN?
Pasangan kita adalah CERMIN. Jika masih ada hal-hal yang menurut kita
kurang dalam diri pasangan kita, meningkatkan kualitas diri adalah langkah yang
perlu kita lakukan segera. Jika masih ada “kesalahan” yang bisa dilakukan oleh
pasangan kita, maka kita yang harus meminimalisir kesalahan diri dan selalu
berbenah. Insha Alloh! Semua perbedaan, permasalahan yang hadir dalam menjalani
bahtera rumah tangga, akan terasa ringan dan mudah diselesaikan. Mengisi
kekurangan, menghargai kelebihan, dan selalu berusaha untuk saling mengingatkan
dan melengkapi kebaikan. Amin …
Melihat potensi diri kita merupakan proses tanpa akhir, bisa jadi kita akan menemukan potensi kita diusia yang tidak bisa kita perkirakan. Menjadi diri sendiri, berFOKUS pada KEKUATAN diri dan mengembangkan diri menjadi PRIBADI yang mampu MENGINSPIRASI orang lain.
Yang terpenting JIKA INGIN MELIHAT ANAK-ANAK KITA BERUBAH MENUJU KEBAIKAN, Maka PERUBAHAN ITU HARUS TERLIHAT PADA ORANGTUA/AYAH-BUNDA/GURU TERLEBIH DAHULU, atau kita akan KALAH!
By : (hamdiyatur.rohmah@saim.sch.id)