Tepat pukul 03.00 WIB dini hari, yang kami tahu, tiba-tiba ada banyak suara ribut. Dengan kata-kata yang cukup "kasar", mereka mengumpat kondektur, minta uanag kemalian, dan mengucapkan beberapa kata yang malah bisa membuat panas telinga. Akhirnya kami berpindah bus, untuk menghindari kemacetan pak Sopir mengambil jalan tembusan. Sayang sekali, jalan ini sempit dan berbahaya ketika ada dua kendaraan yang saling berpapasan.Mata sudah enggan terpejam karena harus waspada dengan kondisi tersebut.
Kami sudah hawatir, ketika agen wisata yang akan memandu selalu bertanya dimana posisi kami. Kapal yang menyeberang ke Karimunjawa akan berangkat pukul 09.00 WIB. Sedangkan posisi kami masih di Pati menuju Demak. Tanpa daya kami hanya memiliki harapan untuk tidak ketinggalan kapal.Tepat pukul 08.00 WIB, sampailah kami di pertigaan Trengguli. Alhamdulillah, ada seorang bapak yang baik mengarahkan tujuan kami dengan baik. Suara HP koordinator kami berbunyi, "Oh...kami sudah ketinggalan kapal". Hmm...dua teman yang berangkat dari Jakarta ternyata sudah sampai pelabuhan terlebih dahulu dan menginformasika, bahwa kapal overload dan banyak penumpang tertinggal.
"Baiklah teman-teman, kita harus pantang menyerah sebelum bahagia", kembali koordinator kami memberi semangat. Akhirnya kami memutuskan untuk tinggal semalam di area pelabuhan, memilih homestay, dan menikmati pulau panjang yang cukup dekat dengan posisi pelabuhan. Penyeberangan kami hanya 30 menit. Pulau ini kurang terawat, mungkin karena musim kemarau sudah mulai datang, maka banyak pepohonan menguning dan kering. Ada banyak penjual es makanan, sampah masih belum dibuang dengan teratur. Tapi kebersihan lautnya luar biasa. Pantai berpasir putih dan cukup nyaman untuk dinikmati. Di tengah pulau itu, ada kuburuan seorang Syekh. Mungkin karena ini, ada banyak peziarah yang berdatangan.
Tiket lancar, perjalanan lancar. Ombak cukup tinggi, sesekali ia menghantam sisi kapal yang bermuatan 150 penumpang. Ada beberapa turis asing terlihat menempati beberapa kursi. Karimunjawa memang cantik. Aku kagum pada airnya yang bersih. Jika aku bandingkan ketika berada di Manado, masih ada sedikit sampah yang kulihat mengapung di perairannya. Di sini tidak!!!
Akhirnya.....!!! Selamat datang di Pulau Karimunjawa!!!! Wajah kami langsung bersinar, senyum mengembang dan ...mulailah kami mengabadikan gambar-gambar indah dari Karimunjawa.
SubhanAllah, laut yang sangat bersih. Kami garus segera ke homestay, makan siang, sholat, dan menuju laut untuk snorkling dan meyaksikan sunset. Hmmmm ... indah.
Perahu nelayan sudah menunggu kami, mereka sangat ramah. Mas Edi, adalah pemandu kami. Dia baik dan profesional. Mengingatkan memakai pelampung dan cara mesang alat snorkling denga baik dan benar. Teman-teman bergembira ria, aku masih bercanda dengan diri sendiri. Aku menunggu diskusiku selesai. Kulihat ada yang masih berjuang dengan air laut, muntah, dan berdiam diri. Aku menceburkan diri dan karang cantik yang sudah terlihat sepanjang perjalanan benar-benar mengagumkan. Aku masih bercengkrama dengan mereka, aku masih membaca cerita mereka. Ada sedikit rasa "takut", namun segera berubah menjadi decak kagum yang tak terkatakan. Ikan-ikan kecil menyapa, memang tidak sebanyak di Bunaken. Ia bersahat dan ramah, relung di karang-karang tersebut tersenyum. Aku juga tersenyum dan akhirnya kami bercanda bersama.
Sunset tidak terlihat dengan sempurna, karena mendung menyelimuti. Kami menemukan gradasi langit yang luar biasa. Air laut yang bergelombang menambah sempurnanya pemandangan. Pantai ini sungguh mengagumkan. Mimpiku menjadi kenyataan, berada di tengah malam hari, menyaksikan bintang dan belajar setiap rasi bintangnya membuatku tak mampu bicara lagi. Aku mencintaiMU Allah swt. Sangat mencintaiMU, aku tunduk dan patuh padaMU.
Ketika bangun di pagi hari, aku tidak mau diam. Aku berjalan menuju dermaga, menyaksikan langit pagi yang indah tak terkira. Ada banyak cerita yang tak mampu terlukiskan dengan kata-kata. Aku menikmati, hanya mampu menikmati. Matahari pagi menyadarkan kami untuk beranjak, bersiap diri. Para nelayan disambut istri mereka untuk membantu mengangkat ikan-ikan hasil melautnya. Damai dan indah.
Sekali lagi, kata-kataku tak cukup untuk menggambarkan pesonanya. Homestay di tengah laut, laut yang dikelilingi kepulauan kecil membuatku terpana. Aku harus kembali, keindahan ini tak akan pernah terhenti. Sebelum ke dermaga aku diajak berkeliling desa oleh anak agen kami. Sepanjang perjalanan, ia bercerita tentang tempat-tempat yang kami lalui. Aku bersyukur diberi kesempatan yang luar biasa ini. Karimunjawa, aku akan datang lagi untuk belajar denganmu. Bismillah ...